Februari 2012 ~ IMASIKA FMIPA UNTAN

KMK UNTAN - IMASIKA FMIPA UNTAN - UNIVERSITAS TANJUNG PURA

Lukas 22 : 42

Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi

Filipi 1 : 21

karena bagiku hidup adalah Kristus...

Habakuk 2 : 4

...tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percaya-Nya

Mazmur 3 : 4

Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku…

2 Korintus 6 : 2

Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.

Yohanes 20 : 29

Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya

Aktivitas Sosial IMASIKA 2012

IKATAN MAHASISWA KATOLIK

Disaat semua sibuk kerja hanya kami yang nganggur dan bisa berfoto seperti ini #DiesnatalisIMASIKA_ke8

Minggu, 26 Februari 2012

Bacaan Injil Minggu Prapaskah I Tanggal 26 Februari 2012 (Markus 1 : 12 - 15)


1:12 Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun.
1:13 Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.
1:14. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,
1:15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Jumat, 24 Februari 2012

Jalan Salib


APA ITU JALAN SALIB? Sejak abad pertama umat Kristiani telah mengadakan ziarah ke tanah kelahiran Yesus. Santa Helena, ibunda Raja Konstantin, melakukan ziarahnya yang terkenal itu pada abad ke-4 dalam usahanya untuk mengenali dari dekat tempat Yesus dilahirkan, wafat dan dimakamkan. Untuk jangka waktu yang pendek, yaitu setelah  tahun 1199 ketika tentara-tentara Perang Salib berhasil menguasai Yerusalem dan wilayah sekitarnya, ziarah dapat dilakukan tanpa kesulitan. Tetapi sejak tahun 1291 setelah mereka kehilangan kekuasaan mereka atas daerah tersebut, ziarah menjadi lebih berbahaya dan mahal. Ibadat Jalan Salib bertujuan untuk menghadirkan Tanah Suci baik bagi mereka yang tidak dapat berziarah ke sana maupun bagi mereka yang sudah berziarah ke sana.

Fransiskus dari Asisi mempunyai dua devosi yang amat mendalam yaitu Inkarnasi Yesus dan Sengsara Yesus, masing-masing dilambangkan dengan buaian dan salib. Para biarawan Fransiskan mempopulerkan devosi Jalan Salib sejak abad ke-14. Umat membuat perhentian-perhentian kecil di dalam gereja, kadang-kadang dibangun juga perhentian-perhentian yang besarnya seukuran manusia di luar gereja. Segera saja, hampir semua gereja telah memiliki Perhentian-perhentian Jalan Salib. Para biarawan Fransiskan juga menuliskan lirik Stabat Mater, yang biasanya dinyanyikan saat Ibadat Jalan Salib, baik dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Latin, maupun dalam bahasa setempat. Jumlah perhentian serta peristiwa-peristiwa Jalan Salib yang dikenangkan bervariasi dari waktu ke waktu. Ke-14 peristiwa Jalan Salib yang sekarang ditetapkan oleh Paus Clement XII (1730-1740).

Baik kita melakukan Ibadat Jalan Salib seorang diri atau bersama-sama dengan umat lain, di dalam gereja atau pun di ke-14 perhentian di luar gereja, ibadat ini menjadikan kisah sengsara dan wafat Yesus terasa nyata dan hidup.


Ask a Franciscan by Father Pat McCloskey, O.F.M.; © 2001 St. Anthony Messenger Press
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Kamis, 23 Februari 2012

Prapaskah



APA ITU MASA PRAPASKAH? Masa Prapaskah adalah masa pertumbuhan jiwa kita. Kadang-kadang jiwa kita mengalami masa-masa kering di mana Tuhan terasa amat jauh. Masa Prapaskah akan mengubah jiwa kita yang kering itu. Masa Prapaskah juga membantu kita untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk seperti mementingkan diri sendiri dan suka marah.

Banyak orang mengikuti retret setiap tahun. Retret itu semacam penyegaran jiwa. Kita membebaskan diri dari segala beban dan segala rutinitas sehari-hari. Tujuannya agar kita dapat meluangkan waktu untuk memikirkan dan mendengarkan Tuhan. Kalian boleh menganggap Masa Prapaskah sebagai suatu Retret Agung selama 40 hari. Yaitu saat untuk mengusir semua kekhawatiran dan ketakutan kita supaya kita dapat memusatkan diri pada Sahabat kita dan mempererat hubungan kita dengan-Nya. Sahabat itu, tentu saja, adalah Tuhan. Kita dapat mempererat hubungan kita dengan-Nya dengan berbicara kepada-Nya dan mendengarkan-Nya. Cara lain yang juga baik adalah dengan membaca bagaimana orang lain membangun persahabatan dengan Tuhan di masa silam. Kitab Suci adalah bacaan yang tepat atau bisa juga kisah hidup para santo dan santa.

Akhirnya, hanya ada dua kata untuk menyimpulkan apa itu Masa Prapaskah, yaitu: "NIAT" dan "USAHA". Misalnya saja kita berniat untuk lebih mengasihi sesama, kita juga berniat untuk tidak lagi menyakiti hati sesama. Salah satu alasan mengapa kita gagal memenuhi niat kita itu adalah karena kita kurang berusaha. Kitab Suci mengatakan "roh memang penurut, tetapi daging lemah". Di sinilah peran Masa Prapaskah, yaitu membangun karakter yang kuat. Kita berusaha untuk menguasai tubuh dan pikiran kita dengan berlatih menguasai diri dalam hal-hal kecil. Oleh karena itulah kita melakukan silih selama Masa Prapaskah. Kita berpantang permen atau rokok atau pun pantang menonton program TV yang paling kita sukai. Dengan berpantang kita belajar mengendalikan diri. Jika kita telah mampu menguasai diri dalam hal-hal kecil, kita dapat meningkatkannya pada hal-hal yang lebih serius.

Berlatih menguasai diri baru sebagian dari usaha. Tidaklah cukup hanya berhenti melakukan suatu kebiasaan buruk, tetapi kita juga harus memulai suatu kebiasaan baik untuk menggantikan kebiasaan buruk kita itu. Misalnya saja membaca Kitab Suci setiap hari, berdoa Rosario, menerima Komuni secara teratur. Jadi jangan hanya duduk diam saja, LAKUKAN SESUATU. Mulailah Hari Rabu Abu dengan menerima abu yang telah diberkati, lalu kemudian memulai hidup baru bagi jiwamu!


P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Rabu, 22 Februari 2012

Rabu Abu


APA ITU RABU ABU? Rabu Abu adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna mempersiapkan diri untuk Kebangkitan Kristus dan Penebusan dosa kita.

Mengapa pada Hari Rabu Abu kita menerima abu di kening kita? Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum Kristus, abu telah menjadi tanda tobat. Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (Yunus 3:6).  Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13). Bapa 
Pius Parsch, dalam bukunya "The Church's Year of Grace" menyatakan bahwa "Rabu Abu Pertama" terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Oleh karena itu, imam atau diakon membubuhkan abu pada dahi kita sambil berkata: "Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu" atau "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil".

Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Setelah Pembacaan Injil dan Homili abu diberkati. Abu yang telah diberkati oleh gereja menjadi benda sakramentali.

Dalam upacara kuno, orang-orang Kristen yang melakukan dosa berat diwajibkan untuk menyatakan tobat mereka di hadapan umum. Pada Hari Rabu Abu, Uskup memberkati kain kabung yang harus mereka kenakan selama empat puluh hari serta menaburi mereka dengan abu. Kemudian sementara umat mendaraskan Tujuh Mazmur Tobat, orang-orang yang berdosa berat itu diusir dari gereja, sama seperti Adam yang diusir dari Taman Eden karena ketidaktaatannya. Mereka tidak diperkenankan masuk gereja sampai Hari Kamis Putih setelah mereka memperoleh rekonsiliasi dengan bertobat sungguh-sungguh selama empat puluh hari dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Sesudah itu semua umat, baik umum maupun mereka yang baru saja memperoleh rekonsiliasi, bersama-sama mengikuti Misa untuk menerima abu.

Sekarang semua umat menerima abu pada Hari Rabu Abu. Yaitu sebagai tanda untuk mengingatkan kita untuk bertobat, tanda akan ketidakabadian dunia, dan tanda bahwa satu-satunya Keselamatan ialah dari Tuhan Allah kita.

sumber : Ask A Franciscan; St. Anthony Messenger Magazine; www.americancatholic.org
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Minggu, 19 Februari 2012

Bacaan Injil Minggu Tanggal 19 Februari 2012 (Markus 2 : 1 - 12)


2:1. Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
2:2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,
2:3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
2:4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
2:5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
2:6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:
2:7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
2:8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
2:9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?
2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:
2:11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
2:12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

»»  BACA SELENGKAPNYA...

Jumat, 17 Februari 2012

Cerita Dayak Seberuang Tentang Kisah Penciptaan Alam Semesta

Pada mulanya alam semesta ini hampa. Yang ada hanya Seutang-utang Sapung-apung, yang terapung-apung dan melayang-layang ke sana ke mari di angkasa raya. Setelah Seutang-utang, kemudian hiduplah Kilat Nempi dan Guntur Nempi. Kemudian hiduplah seorang manusia, nama orang itu adalah Nyuk. Nyuk lahir dari tetesan embun yang dalam istilahnya jatuk ri trutuk ujang sayang.
Nyuk tinggal di Khayangan atau negeri Awan karena pada saat itu bbelum ada tanah sebagai tempat tinggal. Nyuk terkena penyakit bisul pada paha kiri dan paha kanannya. Anehnya setelah bisul pecah, keluarlah manusia. Yang sebelah kanan keluar manusia laki-laki dan yang sebelah kiri keluar manusia perempuan. Lalu manusia laki-laki itu diberi nama Pukat Bengawan, sedangkan yang perempuan diberi nama Sabung Mengulur. Pukat Bengawan dan Sabung Mengulur kemudian menikah. Mereka mempunyai tujuh orang anak yaitu :
  1. Puyang Gana
  2. Suluh Dai
  3. Belang Pinggang
  4. Gentang Temanai
  5. Bukuk Labuk
  6. Buinasi
  7. Putung Kempat / Putung Pandak
Puyang Gana lahir dengan bentuk yang sangat aneh. Badannya seperti buah Labu tidak punya tangan dan kami. Dia berjalan dengan cara menggelinding seperti bola. 
Pada suatu hari, setelah dewasa, Puyang Gana memasang belantik. Belum beberapa lama dipasang, belantik itu pun mengena seekor landak. Landak itu tidak langsung mati tetapi masih bisa lari dengan meninggalkan tetesan darah di sepanjang jalan yang ia lewati.
Puyang Gana pun berjalan mengikuti tetesan darah yang ditinggalkan oleh landak itu. Tanpa terasa, ia sudah berjalan cukup jauh. Tetesan darah itu terus masuk ke dalam sebuah gua. Tanpa peduli, Puyang Gana pun terus mengikutinya dan masuk ke dalam gua. Suasana di dlam gua terang-benderang. Ia melihat ada rumah orang dan tetesan darah tersebut sampai ke dalam rumah. Tanpa pikir panjang, Puyang Gana pun mendekati tumah itu.
Tuan rumah yang sedari tadi  sudah melihat ada orang yang mendekati rumahnya langsung menyapa, "Ada perlu apa ke sini?"
"Saya mengikuti tetesan darah landak yang kena belantik saya", jawab Puyang Gana. "Silahkan masuk, " kata si pemilik rumah. Setelah dipersilahkan duduk, tuan rummah itu menanggapi cerita Puyang Gana. "Kalau itu yang Tuan cari, dia ada di dapur, itu kucing kami, ""jawab tuan rumah. Ternyata tuan rumah itu bernama Raja Sua. Raja Sua mempunyai anak gadis bernama Dayang Rejak. Alkisah, Puyang Gana pun menikah dengan Dayang Rejak.
Sementara, di rumah orang tua Puyang Gana, lahirlah adik mereka yang nomor enam. Anak ini juga aneh karena dimulutnya membawa sekepal nasi . Karena itu, ia diberi nama Buinasi.
Setelah beberapa tinggal dirumah mertuanya, Puyang Gana pun pulang dengan maksud untuk meminta bagian harta. Tapi malang nasib Puyang Gana karena adik-adiknya tidak mengenal dia karena Puyang Gana sudah berubah tidak seperti dulu lagi. Raja Sua sudah mengubah bentuk Puyang gana. Sekarang ia sudah mempunyai tangan dan kaki seperti manusia biasa. Tapi Puyang Gana masih aneh dari orang kebanyakan karena punggungnya tumbuh rajang (sejenis anggrek hutan).
Adik-adiknya tidak mau membagi harta kepada Puyang Gana. Mereka berkata, "Kamu bukan abang kami, kami tidak mempunyai abang seperti kamu." Lalu salah satu dari mereka melempar sebongkah tanah dapur kepada Puyang Gana sambil berkata, "Ini bagianmu, ambillah!!" "Terima kasih, ini lebih dari cukup, "jawab Puyang Gana dengan raut muka sedih.
Setelah itu ia pun pulang. Supaya tanah itu  menjadi sempurna, ia memanggil kawannya, yaitu Segugah untuk menempa tanah. Dialah ahlinya. Setelah tanah itu ditempa, kemudian Puyang gana memanggil Segugit untuk menempa langit. Ia juga memanggil Segentu untuk menempa kayu. Setelah itu, sempurnalah alam semesta ini sebagai tempat tinggal manusia.
Sementara itu, di rumah orang tuanya, Buinasi menangis terus minta nasi karena nasi yang ada di mulutnya sudah habis. Maka dengan terpaksa, bapak mereka meleburkan diri menjadi segala macam bibit tanaman yang lain. Sedangkan Ibu mereka masuk ke dalam tanah dan menjadi emas. Agar bisa menghasilkan beras maka mereka sepakat untuk membuat ladang.
Milailah mereka menebas tujuh buah bukit dan tujuh lembah. Setelah dirasa cukup, mereka berhenti dan pulang ke rumah untuk istirahat. Keesokan harinya, mereka pergi lagi melihat ladang. Tetapi alangkah terkejutnya mereka karena kayu-kayu yang telah ditebang kemarin berdiri lagi. Walaupun demikian, mereka tidak jera. Mereka pun mulai menebas dan menebangnya kebali. Seperti kemarin, setelah mereka merasa cukup, mereka pun pulang. Esok harinya, mereka pergi lagi. Untuk yang kedua kalinya  mereka terkejut lagi karena peristiwa kemarin terulang kembali.
Peristiwa ini terus terulang sampai tujuh kali dan akhirnya mereka tidak tahan. Mereka sepakat bahwa ladang harus ditunggu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Mereka menunjuk Buinasi untuk mengunggu ladang sedangkan yang lain pulang ke rumah. Buinasi bersiap-siap menyaksikan apa sebenarnya yang terjadi. Setelah tihari menunggu, buinasi tidak melihat apa-apa. Akhirnya pada hari keempat, sore hari  menjelang malam, tiba-tiba Buinasi terkejut melihat sesosok  orang yang datang masuk ke ladang mereka. Orang itu kelihatan aneh. Badannya tinggi besar, bertongkatkan pohon mawang (buah asam hutan), baju renyu (lebah hutan), ikat pinggangnya ular sawah pendek, bersugikan beluduk (sejenis ikan gabus), tombaknya seekor buaya, di belakangnnya ditumbuhi rajang (anggrek hutan). Tampangnya sangat menyeramkan. Orang itu berseru dengan suara lantang, "Ngas merangas berdiri segala raras, "maka berdirilah semua kayu yang sudah mereka tebang dan menjadi hutan kembali.
Buinasi yang sedari tadi memperhatikan segala kejadian dari jauh mulai beranjak mendekati Puyang Gana. Dengan geram ia berkata, "Haiii... Siapa kamu...??? Ternyata kamu yang melakukan ini semua. Kami dengan susah payah menebang hutan ini, Kamu malah mengembalikan hutan ini seperti semula. Apa sebenarnya maksud Saudara...????" kata Buinasi. Orang aneh itu pun menjawab, "Nama saya Puyang Gana, tanah ini milik  saya. Tidak boleh orang lain menggunakan tanah ini tanpa izin dari saya, "katanya.
Mendengar itu, mengertilah Buinasi mengapa selama ini mereka selalu gagal membuat ladang. Tapi Buinasi penasaran, dan bertanya, "Bagaimana Kamu bisa mengatakan bahwa tanah ini milikmu...???" "Begini ceritanya, "kata Puyang Gana, "Pada waktu itu saya datang meminta bagian warisan kepada kalian, kalian hanya memberi saya tanah dapur. Inilah tanah dapur yang kalian berikan kepada saya dulu." Ternyata Puyang gana tahu bahwa mereka itu adalah adik-adiknya.
Buinasi kembali bertanya, "Jadi bagaimana kalau kami mau membuat ladang di sini...??" "Kalian harus minta kepada saya dengan membawa persembahan, yaitu padi tujuh tibang (nama tempat penyimpan padi), beras tujuh bening (tempayan), babi tujuh kandang, ayam tujuh gelanggang (kandang), besi tujuh rumang (batang), cucuk belantuk tawang, rimpik salai seluang, panggang manuk denang. Selain itu ditambah lagi jenis kue, yaitu tepung atau tumpik (sejenis cucur), kelamai (tepung beras dibuat bulat-bulat dimasak dengan air santan dan dicampur gula), sagun (tepung beras digonseng dan diberi kelapa dan gula). "Wah kalau begitu kami tidak mampu, terlalu berat bagi kami, "kata Buinasi. "Tidak berat, "kata Puyang Gana. Itu hanya syarat saja, tidak perlu yang sebenarnya, buat saja yang kecil-kecil sebagai lambang. Kalau sudah sampai ke kami, itu banyak, "jawab Puyang gana. Setelah mendengar itu, Buinasi pun pulang dan menceritakan semua kejadian yang ia alami kepada saudaranya. 

Berdasarkan cerita inilah maka setiap masyarakat Seberuang ketika hendak membuat ladang harus meminta tanah kepada Puyang Gana karena ialah yang mempunya  tanah dan alam semesta ini.
Menurut cerita, dari ketujuh kakak beradik ini sehingga alam semesta ini menjadi sempurna. Puyang Gana menjadi makhluk halus. Suluh Dai dan Gentang Temanai menjadi segala binatang, Bukuk Labuk menjadi segala macam bibit tanaman sama dengan ayah mereka. Belang Pinggang menurunkan orang-orang Barat, Buinasi menurunkan oorang-orang Dayak sedangkan Putung Kempat menurunkan orang-orang Melayu.
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Rabu, 15 Februari 2012

Bunda Maria

Mama : Bunda
Amabilis : Yang Mencintai
Regna : Yang Memerintah
Immaculata : Yang Tanpa Dosa
Admirabilis : Yang Mengagumkan

Sepanjang bulan Mei, Gereja meminta kita untuk memberi perhatian secara lebih istimewa kepada Santa Perawan Maria, Bunda Allah. Bunda Maria sangat berarti bagi kita karena beberapa alasan:


SP Maria Bunda Allah & Bunda Kita   MARIA, GADIS YAHUDI

Pertama-tama karena Bunda Maria adalah Bunda Yesus. Maria adalah seorang gadis belia, mungkin usianya masih belasan tahun, ketika ia menjadi Bunda Yesus.

Kemungkinan besar Maria dilahirkan di kota Sepphoris, yang terletak di sebelah utara Palestina. Sepphoris adalah sebuah kota besar di mana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi hidup berdampingan dengan damai. Sepphoris merupakan ibu kota Galilea. Kota itu memiliki banyak rumah yang indah dan bahkan sebuah gedung teater yang besar. Sepphoris hancur luluh dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih kanak-kanak. Jadi keluarga Maria pindah beberapa mil jauhnya ke Nazareth, sebuah dusun kecil yang berpenduduk hanya 150 hingga 300 orang.

“Nazareth” dalam bahasa Ibrani mempunyai dua arti yang berbeda. Nazareth bisa berarti “lili, bunga bakung” yang merupakan simbol kehidupan, dapat juga berarti “keturunan”. Keluarganya berasal dari keturunan Raja Daud. Baik itu artinya bunga bakung ataupun keturunan, Nazareth adalah nama yang indah bagi tempat tinggal Maria. Di sanalah Maria bertemu dengan Yusuf, seorang tukang kayu. Kemungkinan Yusuf tidak jauh lebih tua dari Maria. Mereka pun bertunangan. Biasanya, masa pertungangan berlangsung selama satu tahun atau lebih. Si gadis akan menenun dan melakukan pekerjaan rumah tangga, sementara sang pria akan membangun rumah tempat tinggal mereka. Kisah selanjutnya kita baca setiap tahun pada hari Natal.


  MARIA, BUNDA ALLAH

Kita tidak boleh lupa bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Yesus juga sungguh Manusia, dan Ia bangga menjadi manusia. Yesus sering menyebut diri-Nya, “Anak Manusia.” Dalam bahasa Ibrani ungkapan tersebut berarti “manusia”. Karena Yesus tidak dapat dibagi menjadi dua: Yesus yang Allah dan Yesus yang Manusia, maka bunda-Nya juga disebut Bunda Allah.


  MARIA, BUNDA KITA

Menjelang ajal-Nya di salib, Yesus memberikan Bunda Maria kepada kita untuk menjadi bunda kita juga. Yesus melakukannya ketika Ia menyerahkan Bunda Maria ke dalam pemeliharaan St. Yohanes, Rasul. Yesus berkata, " Inilah ibumu." Artinya Tuhan telah mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya sendiri. Ingatlah, ketika Yesus bangkit dari antara orang mati, Ia berkata, “Aku akan pergi kepada Allah-Ku dan Allah-mu, kepada Bapa-Ku dan Bapa-mu.” Jadi kita mempunyai Bapa dan Bunda yang sama dengan Yesus. Dengan demikian kita semua menjadi saudara dan saudari-Nya. Kita semua merupakan suatu keluarga yang mengagumkan!

Tunjukkanlah hormatmu kepada Bunda Maria. Ia membawa kita kepada Putera-nya, Yesus.
»»  BACA SELENGKAPNYA...

UCAPAN SELAMAT


 


UCAPAN SELAMAT

  • Kepada Sdr. Antonius Anton (H12110007) yang telah terpilih sebagai Koordiantor TIM IMASIKA pada tanggal 13 Februari 2012. 
  • Kepada Sdr. Rocky Triady (K11110027) yang telah terpilih sebagai Ketua Retret kerohanian ( RK ) IMASIKA pada tanggal 13 Februari 2012.
Semoga dapat menjalankan amanah yang diberikan dengan baik dan dapat menjadi pemimpin yang bertanggung jawab...Tuhan Yesus memberkati..
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Minggu, 12 Februari 2012

Bacaan Injil Minggu Tanggal 12 Februari 2012 (Markus 1 : 40 - 45)


1:40. Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
1:42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
1:43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras:
1:44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."
1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
»»  BACA SELENGKAPNYA...

Minggu, 05 Februari 2012

Bacaan Injil Minggu Tanggal 05 Februari 2012 (Markus 1 : 29 - 39)


1:29. Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.
1:30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.
1:31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
1:32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.
1:33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
1:34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
1:36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;
1:37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."
1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.

»»  BACA SELENGKAPNYA...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More